Popular posts

Archive for September 2013

Makalah Keagamaan Lengkap " Sirah Nabawiyah Periode Makkah "

Selasa, 24 September 2013
Posted by Abd. Syawal A. Dali
BAB I
 PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Di zaman Jahiliyah, kebiasaan masyarakat Makkah pada waktu itu amat rusak, berjudi, mabuk-mabukan, berkelahi sampai pembunuhan sudah meluas dalam masyarakat. Agama yang mereka anut dan berhala yang mereka puja-puja tak mampu mengatasi keadaan yang sudah rusak itu.
Pada saat diangkat menjadi Rasul Allah usia beliau sudah mencapai 40 tahun. Dari situlah beliau sangat sedih memikirkan keadaan masyarakat di sekitarnya. Masalah dagangannya sudah tak terpikirkan lagi, yang dipikirkan saat itu adalah keadaan masyarakat.
Setelah Rasulullah Saw. telah menerima wahyu pertama, namun beliau belum menyampaikannya kepada orang lain. Setelah wahyu kedua turun barulah Rasulullah Saw. mengajak orang lain memeluk agama Islam.
Namun pada masa penyebaran agama Islam membuktikan betapa sulitnya penyebaran yang di lakukan Rasulullah Saw. dalam menyiarkan agama Islam. Beliau mendapatkan banyak tantangan dari kaum Quraisy. Tetapi, dengan kegigihan Rasulullah Saw. dalam penyebarannya banyak hikmah yang didapatkannya. Beliau menyiarkan agama Islam itu secara bijaksana sekali. Mula-mula dengan rahasia dan dalam lingkungan keluarga saja. Kemudian  kepada para sahabat-sahabat dekatnya.
B.   Tujuan
1.      Untuk bisa mengetahui terjadinya masa-masa penyebaran agama Islam.
2.      Untuk bisa mengatasi masalah-masalah dalam penyebaran agama Islam.
3.      Untuk mengetahu sejarah singkat Nabi Muhammad Saw.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Masa Pranubuwwah
Ada dua nabi yang mendapatkan gelar kehormatan Uswatun Hasanah (teladan yang baik). Dua nabi itu adalah Ibrahim al-Hanif dan Rasulullah Saw. Disebut uswatun hasanah karena ada banyak perilaku ideal yang harus ditiru dari Ibrahim al-Hanif dan Rasulullah Saw. Teladan itu bukan hanya keimanannya yang samgat kuat kepada Allah Swt, melainkan juga akhlaknya yang sangat baik.
Secara politisi, para penguasa prakenabian dibagi menjadi dua bentuk : raja yang mempunyai mahkota dan para pemimpin kabilah. Raja-raja yang memiliki mahkota adalah Raja Yaman, Raja Ghassan, dan Raja Hirah. Sebaliknya, para pemimpin kabilah tidak memiliki mahkota sebagaimana raja. Namun, mereka memiliki otoritas yang hampir menyamai kekuasaan seorang raja. Jazirah Arab dikuasai oleh orang-orang yang diktator (kekuasaan yang mutlak). Jadi, kekuasaan yang berlaku saat itu adalah Sistem Diktator.
Secara agama, mental masyarakat pun sudah rusak parah. Pada mulanya, penduduk Jazirah Arab mengikuti millah Ismail a.s. Namun, seiring dengan waktu ketika Nabi Ismail a.s. wafat, amalan syirik pun mulai bermunculan. Orang yang ”sangat berjasa” dalam penyembahan berhala adalah Amr bin Luhay. Nama-nama berhala yang terkenal adalah Manat, Lata, dan Uzza.
 Dalam kondisi demikianlah, Rasulullah Saw. diutus sebagai nabi terakhir. Tepatlah apa yang beliau sabdakan : “Innamaa bu’itstu li utammima makarimal al-akhlaq, (sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak).
Masyarakat Jahilia masih memiliki beberapa gelintir perbuatan yang terpuji, mengundang kekaguman, dan simpati kita.
1.      Sikap dermawan, yakni semangat memberi dan rasa bangga ketika bisa memberi sesuatu kepada orang lain.
2.      Memenuhi janji. Bagi mereka, janji itu sama dengan utang yang harus dibayar. Iyulah sebabnya, mereka rela mengorbankan apa pun untuk memenuhi janji.
3.      Kemuliaan jiwa dan keengganan menerima kehinaan. Mereka tidak mau mendengar kata-kata penghinaan seperti sebutan “anjing” atau “goblok”.
4.      Pantang mundur. Jika mereka sudah menginginkan sesuatu, ia akan berusaha keras untuk mewujudkannya. Tidak ada sesuatu pun yang mampu menghadang usaha itu.
5.      Kelemahan-lembutan dan sikap empati. Mereka mudah menyanjung untuk menghormati kemuliaan orang lain.
B.       Periodisasi Masa Nubuwwah
Sepanjang periode Makkah, ada dua hal, pertama, periode nubuwwah yang berisi sejarah penerimaan wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. dan deklarasi kenabian. Kedua, periode dakwah.

1.      Bi’tsatun Nubuwwah
Bi’tsatun Nubuwwah artinya masa bangkitnya atau perutusan kenabian. Periode pertama diawali dari sejarah prakelahiran hingga penunjukan Nabi Muhammad Saw. sebagai rasul Allah. Periode ini diakhiri oleh deklarasi nubuwwah-nya pada tiga tahun berikutnya. Deklarasi nubuwwah ditandai turunnya surah al ‘Alaq ayat 1-5.
Nama lengkap Rasulullah Saw. adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib (nama aslinya : Syaibah) bin Hasyim (nama aslinya : Amru). Jadi, Rasulullah berasal dari Bani Hasyim atau Hasyimiyyah. Nama kabilah ini dinisbahkan kepada kakek-buyutnya : Hasyim bin Abdi Manaf. Seluruh rangkaian nenek-moyang Rasulullah, adalah penjaga Ka’bah. Abdullah, ayah kandung, adalah anak yang paling dicintai karena perilakunya yang santun.
Rasulullah Muhammad Saw. bin Abdullah lahir pada Senin, 9 Rabiul Awwal, bertepatan dengan 20 atau 22 571M, Ibn Sa’d  meriwayatkan bahwa ibunda Rasulullah Saw. berkata : “Setelah bayiku lahir, aku melihat cahay yang keluar dari auratku. Cahaya itu menyinari istana-istana di Syam-Palestina”.
Wanita ketiga yang menyusui bayi Rasulullah, selain Aminah (ibunda) dan Tsuwaibah adalah Halimah as-Sa’diyah. Ada banyak peristiwa yang terjadi sepanjang masa pertumbuhan itu. Tidak lama setelah membawa bayi itu dan menyusuinya. Halima dan suaminya, mengalami dua peristiwa yang diberkahi :
Pertama, Allah memberi kekuatan kepada keledai yang mengangkut beban berat. “Demi Allah. Keledaimu ini bertambah perkasa” ujar peserta rombongan dari Bani Sa’d. Bani Sa’d adalah salah satu kabilah terkemuka. Halimah as-Sa’diyah berasal dari kabilah ini.
Kedua, peristiwa pembelahan dada Rasulullah di sebuah padang rumput. Peristiwa itu terjadi saat Beliau bermain-main dengan anak kecil lainnya. Saat itu, menurut riwayat Anas bin Malik, Jibril memegang dan menelentangkan beliau. Ia lalu membelah dan mengeluarkan segumpal darah darinya. Jibril berkata, “Inilah bagian setan yang ada da dalam dirimu”.
Seperti yang terjadi pada masa pengasuhan Halimah, selama masa bersama Abu Thalib pun ada banyak peristiwa penting.
Pertama, pengakuan Bahaira, Sang Rahib. Peristiwa ini terjadi ketika Rasulullah diboyong Abu Thalib ke Syam untuk berdagang. Keduanya tiba di Bushrah, daerah jajahan Kekaisaran Romawi. Di negeri ini ada seorang rahib yang sangat memahami isi Taurat dan Injil. Sebutan untuk rahib itu adalah Buhaira; sedangkan nama aslinya adalah Jurjis. Buhaira menghampiri Abu Thalib. Ia berkata : “Orang Ini (ia menunjuk kepada Rasulullah) adalah pemimpin semesta raya. Anak ini akan diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam”.
Kedua, menggembalakan kambing. Untuk membantu ekonomi keluarga Abu Thalib, Beliau menggembalakan domba dengan imbalan uang beberapa dinar. Terbukti, ketika Beliau berusia dua puluh lima tahun, kesempatan untuk berbisnis terbuka lebar. Karena menggunakan cara dagang yang mendahulukan kepercayaan dan kejujuran. Itulah sebabnya, Rasulullah sangat dikenal sebagai orang yang berakhlak agung, Kepribadiannya terangkum dalam FAST (fathonah, amanah, shiddiq, dan tabligh.
Ketiga, menikah dengan Khadijah binti Khuwailid r.a. Karena tertarik dengan kepandaian dan kejujurannya dalam berdagang. Khadijah menawarkan diri untuk dinikahi. Khadijah adalah wanita kaya, terpandang, cerdas, dan lemah lembut.
Keempat, renovasi Ka’bah dan keputusan yang adil. Renovasi dilakukan karena Ka’bah saat itu tidak beratap dan masih pendek. Tatkala pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad, perselisihan pun terjadi. Selama lebih dari empat hari, perselisihan itu belum mencapai titik sepakat. Untuk memecahkan kebuntuan, tokoh masyarakat Quraisy, Abu Umayyah bin al-Mughirah, tampil ke depan. Ia menawarkan jalan keluarnya dengan menyerahkan persoalan tersebut kepada siapa pun yang besok masuk pertama kali lewat pintu mesjid. Seluruh tokoh kabilah bersepakat atas tawaran ini. Esoknya, Allah Swt. menghendaki Rasulullah sebagai orang yang berhak atas keputusan itu. Ketika mengetahui hal ini, seluruh tokoh Quraisy berkata, “Inilah al-Amin. Kami rida kepadanya. Inilah Muhammad”.
Kelima, daya tarik kepribadiannya yang mempertahankan kemuliaan. Ini sesuai dengan firman Allah : “Apabila bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka melaluinya dengan menjaga kehormatan dirinya”. (Q.S. al-Furqan, 25:72).

2.      Deklarasi Kenabian
Periode kedua adalah deklarasi kenabian. Deklarasi ini diawali turunnya wahyu di Gua Hira. Penurunan wahyu ini diawali kebiasaan Beliau untuk menyendiri dan mengasah hati dan akal. Saat itu, Beliau sering menyendiri di Gua Hira, Jabal Nur.
Akhirnya, pada Ramadhan tahun ketiga dari masa pengasingan itu, beliau menerima wahyu di Gua Hira :






“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan; Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam; Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. al ‘Alaq. 1-5).
Tidak lama setelah menerima wahyu pertama ini, beliau merasa gelisah. Badan menggigil dingin. Sehingga Khadijah pun menyelimuti beliau. Tiba-tiba turunlah dua wahyu berikutnya.






“Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan, Tuhanmu agungkanlah! Dan, pakaianmu bersihkanlah! Dan, perbuatan dosa tinggalkanlah! Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak! Dan, untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah”. (Q.S. al-Mudatstir, 74:1-7).
Melalui dua surah ini, Allah mewajibkan dua hal kepada Rasulullah yang secara resmi menjadi rasul-Nya.
Pertama, kewajiban mendidik diri dengan enam langkah : salatul lail, tilawah      Al-Quran, zikir, tawakal, dan bersabar. Beliau harus menyampaikan perkataan yang berat (qawlan saqilan), yakni dakwah tauhid.
Kedua, kewajiban menyampaikan dakwah dan peringatan kepada penduduk Makkah dan penduduk seluruh dunia. Rasulullah diutus untuk seluruh manusia (kaffatan lin nas).

C.      Periodisasi Pengembangan Dakwah
Periode Makkah dibagi dalam tiga tahapan dakwah. Pertama, dakwah sirriyyah, (secara sembunyi-sembunyi) yang berlangsung selama tiga tahun. Kedua, dakwah jahriyyah, secara terang-terangan kepada penduduk Makkah hingga akhir sepuluh tahun. Ketiga, dakwah ke luar kota Makkah dan pengembangannya.

1.      Dakwah Sirriyyah
Pada tahap pertama periode Makkah ini, ada dua hal penting yang harus dipahami. Pertama, masuknya sekelompok penduduk Makkah ke dalam Islam. Dalam sejarah, mereka inilah yang biasa dikenal dengan nama as-sabiquna al-awwalun (orang-orang yang pertama masuk Islam). Mereka adalah Khadijah binti Khuwailid r.a., Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, dan Abubakar ash-Shiddiq.
Berkat seruan Abu Quhafah (panggilan terhormat untuk Abubakar ash-Siddiq), beberapa orang kemudian masuk Islam : Utsman bin Affan, Zubair bin al-Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’d bin Abi Waqqash, dan Thalhaa bin Ubaidillah. Dari mereka adalah Billal bin Rabbah, Abu Ubaidah bin Jarrah, Arqam bin Abi al-Arqam, Sa’id bin Zaid dan istrinya, Fathimah binti al-Khattab, termasuk Umar bin al-Khattab.
Kedua, perintah shalat dua rakaat pada pagi hari dan dua rakaat petang hari. Perintah ini berdasarkan perintah Allah pada surah al-Mu’min ayat 55: “Bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu pagi dan petang”. Perintah shalat ini munculnya sebelum peristiwa Isra Mi’raj terjadi.

2.      Dakwah Jahriyyah
Dakwah Jahriyyah mulai dilakukan setelah surah asy-Syu’ara ayat 214 turun : “Berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. Setelah ayat ini turun, Rasulullah langsung mengumpulkan seluruh anggota Bani Hasyim. Tidak lama setelah itu, Rasulullah juga mengundang seluruh penduduk Quraisy untuk berkumpul di Bukit Shafa. Seperti halnya ketika berada di hadapan Bani Hasyim, di Bukit Shafa pun Beliau mengajak mereka untuk menyembah Allah saja, bukan berhala.
Ajakan ini tentu saja mengundang sikap penentangan dari musyrik Quraisy. Mereka menguras pikiran untuk menghalangi dakwah Islam, sebagai berikut.
a.       Menyampaikan ejekan dan penghinaan dalam rangka menggembosi kekuatan kaum Muslim awal.
b.      Menjelek-jelekkan ajaran Rasulullah untuk membangkitkan keragu-raguan di dalam hati kaum Muslim.
c.       Melawan Al-Quran dengan menyebutnya sebagai dongeng orang-orang dahulu kala.
d.      Menyodorkan beberapa penawaran untuk “mempertemukan” ajaran Islam dengan ajaran sesat syirik.
Dalam situasi yang sangat genting ini, ada dua peristiwa yang bertolak belakang. Satu peristiwa sangat menggembirakan beliau, sedangkan peristiwa lainnya justru membuat bersedih hati.
Peristiwa yang sangat menggembirakan adalah masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin al-Khattab. Kelak, Hamzah bin Abdul Muthalib digelari singa padang pasir, dan Umar bin al-Khattab digelari sebagai al-Faruq.
Peristiwa yang sangat menyedihkan adalah wafatnya dua pilar pendukung gerakan dakwah Islam, yakni Khadijah binti Khuwailid dan Abu Thalib. Tahun kematian Abu Thalib dan Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu Anha dikenal sebagai tahun duka cita (amul al-huzn). Kematian dua tokoh yang sangat berpengaruh itu terjadi pada tahun ke-10 dari kenabian.
Ada enam faktor pendukung yang menjadi penguat semangat hidup mereka. Keenam faktor ini tertancap di dalam bathin benak mereka.
1.      Iman kepada Allah tanpa ragu-ragu, keimanan yang murni terhadap pencipta semesta alam.
2.      Sosok pemimpin yang dapat menyatukan hati dalam cinta dan tujuan yang sama.
3.      Rasa tanggung jawab dan komitmen dari para sahabat yang tidak pernah diselewengkan.
4.      Iman kepada hari akhir yang menjadi pembangun mental futuris (berpikir masa depan).
5.      Al-Quran yang selalu mereka baca, dan menjadi sumber penyemangat hidup.
6.      Kabar gembira tentang pastinya kemenangan dan keberhasilan di pihak mereka.

3.      Dakwah Luar Kota Makkah
Dakwah luar kota mulai dilaksanakan pada tahun kesepuluh dari kenabian. Daerah pertama yang disinggahi adalah Thaif. Beliau menuju kota Thaif dengan berjalan kaki, dan ditemani Zaid bin Haritsah. Di Thaif, beliau menemui tiga bersaudara dari Bani Tsaqif : Abd Yalail bin Amr, Mas’ud bin Amr dan Hubaib Amr. Beliau mengajak mereka keapada Allah dan menegakkan Islam.
Beberapa suku dan kabilah yang pernah didatangi beliau adalah Bani Amir, Muharib, Fazarah, Ghassan, Murrah, Hanifah, Sulaiman, Abs, Bani Nashr, Bani al-Bakka’, Kalb, dan Hadhramy. Namun, mereka semua menolak ajakan beliau.
Sebelum peristiwa hijrah yang kelak menjadi awal bagi perkembangan Islam di Madinah, ada peristiwa penting yang terjadi. Pertama, Isra Mi’raj yang sangat fenomenal. Kedua, baiat atau perjanjian atau sumpah setia antara Rasulullah dan para pemuda Madinah. Baiat ini terjadi dua kali, pertama diikuti oleh dua belas orang. Baiat keduanya biasa disebut baiat al-aqabah. Kali ini, ada dua belas orang yang turut pada baiat kedua ini, sembilan orang dari suku Khazraj dan tiga orang dari suku Aus.
Isi atau klausul dari baiat atau perjanjian atau sumpah setia mereka kepada Rasulullah adalah sebagai berikut.
a.       Siap mendengar dan taat (sami’na wa atha’na) dalam keadaan bersemangat ataupun malas.
b.      Siap menafkahkan harta di jalan Allah Swt. tatkala sulit atau mudah.
c.       Siap melakukan amr makruf nahi munkar,
d.      Siap untuk berdiri tegak karena Allah dan tidak mempedulikan celaan orang yang suka mencela.
e.       Siap menolong Rasulullah jika membutuhkan, melindungi beliau sebagaimana mereka melindungi istri, anak-anak, dan balasannya adalah Jannah.
D.      Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah
Bagian terpenting yang menjadi fokus dakwah Rasulullah. Periode Makkah dapat dilihat, dari hal-hal berikut.
1.      Memperbaiki akhlak masyarakat Makkah yang mengalami dekadensi moral, seperti tumbuh suburnya kebiasaab berjudi, mabuk-mabukan dan berzina.
2.      Memperbaiki dan meluruskan cara tauhid. Agama berhala adalah keyakinan masyarakat mekah di mana mereka menyembah patung yang dianggap sebagai anak tuhan dan dapat memberikan perlindungan kepada mereka.
3.      Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan meluruskan segala adat istiadat, kepercayaan dan ritual yang menyimpang dari tauhid.
4.      Nabi Muhammad, berdakwah dengan gigih, sabar, ikhlas dan tegas, tidak memaksakan kehendak dan lemah lembut.


E.       Pengaruh Dakwah Rasulullah Terhadap Umat
Reaksi keras kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa Rasulullah Saw. begitu cepat berkembang dan hal tersebut sangat mengkhawatirkan para pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi tersaingi dengan kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada Rasulullah berarti sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Di antara reaksi kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah Saw., yaitu sebagai berikut :
1.      Kemarahan Kaum Quraisy
2.      Intimidasi Terhadap Umat Islam
3.      Memengaruhi Paman Rasulullah (Abu Thalib)
4.      Penganiayaan dan Hijrah Ke Habsyah
  


BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Ø Pada hari Senin, 9 Rabiul Awwal tahun gajah, bertepatan dengan 20 atau 22 tahun 571 Masehi Nabi Muhammad Saw. lahir.
Ø Ibunya bernama Aminah dan ayahnya bernama Abdullah.
Ø Ada dua nabi yang mendapatkan gelar kehormatan Uswatun Hasanah (teladan yang baik). Dua nabi itu adalah Ibrahim al-Hanif dan Rasulullah Saw.
Ø Pada umur 25 tahun Nabi Muhammad menikahi Khadijah binti Khuwailid r.a.
Ø Nabi Muhammad Saw. diangkat menjadi Rasul Allah pada usia 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut tahun Qamariah, atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut tahun Syamsiah.
Ø Sistem Diktator adalah kekuasaan yang mutlak.
Ø Bi’tsatun Nubuwwah artinya masa bangkitnya atau perutusan kenabian.
Ø Kewajiban mendidik diri dengan enam langkah : salatul lail, tilawah      Al-Quran, zikir, tawakal, bersabar dan dakwah tauhid (qawlan saqilan).
Ø Dalam sejarah, mereka inilah yang biasa dikenal dengan nama as-sabiquna al-awwalun (orang-orang yang pertama masuk Islam). Mereka adalah Khadijah binti Khuwailid r.a., Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, dan Abubakar ash-Shiddiq.
Ø Baiat atau perjanjian atau sumpah setia antara Rasulullah dan para pemuda Madinah.

B.       Saran

Di dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah serta khilaf. Maka dari itu kami menerima dengan terbuka kritikan serta saran dari Bapak Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, serta teman-teman demi kesempurnaan penyusunan makalah ini

Macam-macam Aliran Seni Lukis Lengkap Dengan Contoh Lukisannya

Minggu, 22 September 2013
Posted by Abd. Syawal A. Dali

Macam-macam Aliran Seni Lukis Lengkap Dengan Contoh Lukisannya


Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa dan merupakan sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisa bisa berupa kanvas, kertas, papan dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan dapat bermacam-macam, dengan syarat bisa memberi imaji tertentu kepada media yang digunakan.
ALIRAN SENI LUKIS
Naturalisme 
Karya seni lukis (seni rupa) dimana seniman berusaha melukiskan segala sesuatu sesuai dengan natural atau alam nyata, artinya disesuaikan dengan tangkapan mata kita. Supaya lukisan benar – benar mirip atau persis dengan nyata, maka susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin, setepat –setepanya. di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme.
Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker, yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salah satu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.
Contoh-contoh lukisan aliran naturalisme :
            Soeboer Doellah
                                             Soeboer Doellah
William Bliss Baker
                                                                            William Bliss Baker
    Raden Saleh
                                                 Raden Saleh
                                                                                  Hokusai
                                                    Affandi
Fresco Mural
                              Fresco Mural
                    Basuki Abdullah
                                                              William Hogart
Realisme 
Usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun. Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India.
Realisme sebagai gerakan kebudayaan
Realisme menjadi terkenal sebagai gerakan kebudayaan di Perancis sebagai reaksi terhadap paham Romantisme yang telah mapan di pertengahan abad 19. Gerakan ini biasanya berhubungan erat dengan perjuangan sosial, reformasi politik, dan demokrasi.
Realisme kemudian mendominasi dunia seni rupa dan sastra di Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat di sekitar tahun 1840 hingga 1880. Penganut sastra realisme dari Perancis meliputi nama Honoré de Balzac dan Stendhal. Sementara seniman realis yang terkenal adalah Gustave Courbet dan Jean François Millet.
Realisme dalam seni rupa
Perupa realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana, dilema, dan objek, untuk mencapai tujuan Verisimilitude (sangat hidup). Perupa realis cenderung mengabaikan drama-drama teatrikal, subjek-subjek yang tampil dalam ruang yang terlalu luas, dan bentuk-bentuk klasik lainnya yang telah lebih dahulu populer saat itu.
Dalam pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai contoh, pelukis foto di zaman renaisans, Giotto bisa dikategorikan sebagai perupa dengan karya realis, karena karyanya telah dengan lebih baik meniru penampilan fisik dan volume benda lebih baik daripada yang telah diusahakan sejak zaman Gothic.
Contoh-contoh lukisan aliran realisme: 
                                                             Karl Briullov
                            Jean Baptiste Siméon Chardin
                                              Camille Corot
                       Gustave Courbet
                                    Honoré Daumier
                                        Edgar Degas
Ekspresionisme 
Mengutamakan kebebasan dalam bentuk dan warna untuk mencurahkan emosi atau perasaan.
Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.
Pelukis Matthias Grünewald dan El Greco bisa disebut ekspresionis.
Contoh-contoh lukisan ekspresionisme:
                           Heinrich Campendonk
                                   Emil Nolde
                                                          Rolf Nesch
                                        Ernst Barlach
Kubisme 
Gerakan modern seni rupa pada awal abad ke-20 yang dipelopori oleh Picasso dan Braque. Prinsip-prinsip dasar yang umum pada kubisme yaitu menggambarkan bentuk objek dengan cara memotong, distorsi, overlap, penyederhanaan, transparansi, deformasi, menyusun dan aneka tampak. Gerakan ini dimulai pada media lukisan dan patung melalui pendekatannya masing-masing
pada kubisme, bentuk –bentuk karyanya menggunakan bentuk –bentuk geometri (segitiga, segiempat, kerucut, kubus, lingkaran dan sebagainya) seniman kubisme sering menggunakan teknik kolase, misalnya menempelkan potongan kertas surat kabar, gambar –gambar poster dan lain- lain.
Contoh-contoh lukisan aliran kubisme:

                      Pablo Picasso
Fauvisme adalah suatu aliran dalam seni lukis yang berumur cukup pendek menjelang dimulainya era seni rupa modern. Nama fauvisme berasal dari kata sindiran “fauve” (binatang liar) oleh Louis Vauxcelles saat mengomentari pameran Salon d’Automne dalam artikelnya untuk suplemen Gil Blas edisi 17 Oktober 1905, halaman 2.
Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre, Paris, hingga Bordeaux. Kematangan konsepnya dicapai pada tahun 1906.
Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut.
Konsep dasar fauvisme bisa terlacak pertama kali pada 1888 dari komentar Paul GauguinPaul Sérusier: kepada
“How do you see these trees? They are yellow. So, put in yellow; this shadow, rather blue, paint it with pure ultramarine; these red leaves? Put in vermilion.”
“Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning, karena itu tambahkan kuning. Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu tambahkan ultramarine. Daun yang kemerahan? Tambahkan saja vermillion.”
Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan secara objektif dan realistis, seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis, digantikan oleh pemahaman secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi pelukis.
Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat. Akibatnya bentuk benda mudah dikenali tanpa harus mempertimbangkan banyak detail.
Pelukis fauvis menyerukan pemberontakan terhadap kemapanan seni lukis yang telah lama terbantu oleh objektivitas ilmu pengetahuan seperti yang terjadi dalam aliran impresionisme, meskipun ilmu-ilmu dari pelukis terdahulu yang mereka tentang tetap dipakai sebagai dasar dalam melukis. Hal ini terutama terjadi pada masa awal populernya aliran ini pada periode 1904 hingga 1907.
Pengaruh
Meskipun hanya berumur pendek, aliran fauvisme menjadi tonggak konsep seni rupa modern berikutnya.
Contoh-contoh lukisan aliran fauvisme: 
                                               Henri Matisse
                                                   André Derain
                                      Georges Braque
MENURUT SAYA
Dari sekian banyak jenis aliran seni lukis di atas, kesemuanya memiliki satu kesatuan yaitu keindahan. Manusia dan keindahan memiliki korelasi yang amat erat. Manusia melakukan atau membuat segala hal yang berkaitan dengan keindahan dengan alasan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Keindahan atau estetika dibangun atau dibuat agar enak dilihat mata, sehingga hal-hal tidak enak yang mengganggu pikiran dapat terlupa sejenak.